Picture Source |
Kokohnya tebing menyambut selamat malamku,
seiring kedatangan dengan kabut di sudut mataku...
Gagah mencengkeram cakrawala hitam,
mewakili tangan Tuhan menggenggam rembulan
Namun alam kini menangis...
air matanya diwariskan pada hujan,
mungkin di kabut mataku alam menitipkan pesan,
'Tebing kami jangan dihancurkan'
(Tulisan ini merupakan salah satu bentuk keprihatinan saya terhadap eksploitasi yang terjadi kawasan kaarst Citatah, tanpa pemerintah sadari *atau mungkin pura-pura tidak sadar* bahwa seharusnya situs tersebut harus dilestarikan, bukannya dieksploitasi demi kenyang perut mereka dan para pengusaha)