Sinar lembayung mengarah ke setiap tetes peluhnya yang mengalir...
Matahari itu telah menemani langkah kaki tuanya hampir berhari-hari
Air hujan pun ikut andil membasahinya hingga nyaris kuyup
Beberapa jejak lagi harus ia tinggalkan untuk singgah di surau itu..
Matanya mengerling lelah..
Berkedip jemu..
"Anakku... ku lelah, dimanakah kau?
Aku hanya ingin berucap selalu sayang padamu..."
Magrib itu, satu lagi umat menghadapkan seluruh kehidupannya kepada Tuhan. Tidak ada satu orang pun yang mengenali laki-laki tua itu. Kecuali satu umat yang menyebut dengan lirih, "Ayah, selamat jalan. Sampai bertemu disisi Tuhan. Akhirnya aku menemukanmu, meski tubuhmu telah kaku."
0 komentar:
Post a Comment