Halaman ini mungkin akan membuat Anda yang membacanya sedikit tersenyum, atau tertawa, atau tersenyum simpul mungkin? Atau biasa saja... ya.. memang terserah Anda, semua ekspresi akan muncul setelah Anda meresapi dan memaknai apa yang saya tulis. Karena, mengerti atau tidak mengerti apa maksud saya, tergantung Anda pernah mengalaminya atau tidak. Atau justru Anda menjadi salah satu pelaku dalam tulisan saya?? Just smile, before you read this page...

Sunday, March 27, 2011

Saat Itu, Tebing pun Menangis

Picture Source
Kokohnya tebing menyambut selamat malamku,
seiring kedatangan dengan kabut di sudut mataku...

Gagah mencengkeram cakrawala hitam,
mewakili tangan Tuhan menggenggam rembulan

Namun alam kini menangis...
air matanya diwariskan pada hujan,
mungkin di kabut mataku alam menitipkan pesan,
'Tebing kami jangan dihancurkan'

(Tulisan ini merupakan salah satu bentuk keprihatinan saya terhadap eksploitasi yang terjadi kawasan kaarst Citatah, tanpa pemerintah sadari *atau mungkin pura-pura tidak sadar* bahwa seharusnya situs tersebut harus dilestarikan, bukannya dieksploitasi demi kenyang perut mereka dan para pengusaha)

0 komentar:

Post a Comment